Sunday, July 25, 2010

Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidhir Alaihis-Salam

     Al-Bukhari meriwayatkan dari Sa'id bin Jubair,ia mengatakan,"Aku berkata kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma,'Nauf al-Bikali menduga bahwa Musa dalam kisah Nabi Khidhir alaihi salam bukanlah Musa Nabinya Bani Isra-il.'Maka Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata,'Apa yang di katakannya tidak benar,Ubay Ibnu Ka'ab Radhiyallahu Anhu mengatakan kepada kami bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

     'Musa berdiri untuk menyampaikan khutbah kepada Bani Isra-il,lalu ia di tanya:'Siapa manusia yang paling alim ?'Ia(Musa) menjawab, 'Aku.'Maka Allah pun langsung menegurnya,sebab ia belum di beri tahu tentang hal itu (yakni tentang siapa yang paling alim).Lalu Allah memberikan wahyu kepadanya,'Aku memiliki seorang hamba yang berada di pertemuan dua laut,dia lebih berilmu daripada kamu.'

          Musa berkata,'Ya Rabb-ku,bagaimana aku dapat menemuinya?'Allah befirman,'Bawalah ikan,lalu letakkan di dalam keranjang.Maka di mana pun ikan itu menghilang ,maka ia(hamba-Ku itu)berada di sana.'



             Musa pun membawa ikan yang diletakkan di dalam keranjang.Kemudian ia pergi di sertai oleh pembantu sekaligus muridnya,yakni Yusya' Ibnu Nun alaihi sallam.Ketika mereka menjumpai sebuah batu besar,mereka merebahkan diri dan tertidur.Sedang,ikan di dalam keranjang itu bergerak-gerak,lantas keluar dari keranjang dan jatuh ke laut.Ikan itu pun melompat dan mengambil jalannya ke laut itu.Allah menahan aliran air(yang di tembus)ikan itu.Maka jadilah tempat yang dilaluinya itu seperti terowongan.


           Ketika terbangun,Yusya' lupa memberitahukan tentang ikan itu.Keduanya pun lantas melanjutkan perjalanan di hari itu,dan malamnya.Keesokan harinya,Musa berkata kepada pembantunya,
"Bawalah kemari makanan kita,sungguh kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini."

       Musa tidak pernah merasa letih,hingga ia melewati tempat yang di perintahkan oleh Allah kepadanya.Pembantunya berkata kepadanya,"Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di bawah batu tadi,maka aku lupa(menceritakan tentang)ikan itu dan tidak ada yang membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali syaitan,dan(ikan)itu mengambil jalannya kelaut dengan cara yang aneh sekali."

            Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,"Keduanya pun kembali lagi menyusuri jejaknya hingga sampai di batu besar tadi. Ternyata di tempat itu telah ada seorang laki-laki yang berpakaian rapi.Musa pun mengucapkan salam kepadanya.


       Khidhir bertanya keheranan :Bagaimana engkau mengucapkan salam,sementara kalimat salam itu tidak di kenal di negeri ini.'


       Musa berkata,'Aku Musa.'


       'Musa Bani Isra-il ?'tanya Khidhir.


      'Ya,'jawab Musa,'Aku datang kepadamu agar engkau mengajariku tentang ilmu yang diajarkan kepadamu
untuk aku jadikan sebagai petunjuk dalam agamaku.'

       Khidhir menjawab,'Sungguh,engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku.Hai Musa,aku mendapatkan ilmu dari Allah yang diajarkan-Nya kepadaku yang tidak engkau ketahui.Dan engkau pun mendapatkan ilmu dari Allah yang diajarkan-Nya kepadamu,yang tidak aku ketahui.'


         Lalu Musa berkata,   سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا 
  "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun".  

      Khidhir menjawabnya, فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا                    "Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu". 

       Keduanya pun pergi dengan berjalan kaki di pantai,lalu melintasi sebuah perahu.Mereka pun berbicara kepada para awak perahu agar bersedia membawa mereka.Para awak perahu itu mengenal Khidhir dan berkenan membawa mereka tanpa ongkos.Ketika keduanya berlayar di dalam perahu,tidak ada hal yang mengejutkan,hingga Kidhir melepaskan salah satu papan perahu dengan menggunakan kapak.

          Musa berkata kepadanya,'Mereka telah membawa kita tanpa ongkos,lantas apakah kamu sengaja merusak perahu mereka hingga berlubang untuk menenggelamkan penumpangnya?Kamu benar-benar telah melakukan kesalahan besar.

         Dia (Kidhir)berkata:      أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا              
                                 
قَالَ لا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا

"Bukankah sudah kukatakan,bahwa engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?' 
Dia(Musa)berkata,'Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah engkau membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".



        Ibnu 'Abbas berkata,"Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:'Protes Musa yang pertama ini dilakukannya karena lupa."

        Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melanjutkan:"Lalu datang burung pipit dan hinggap di ujung perahu.Burung itu lantas mematuk ke dalam laut satu atau dua kali patukan.Khidhir berkata kepadanya,'Tidaklah ilmuku dan ilmumu di banding ilmu Allah,melainkan seperti air yang di ambil oleh paruh burung itu ke dalam laut.'

        Kemudian keduanya keluar dari perahu.Ketika keduanya berjalan di pantai,tiba-tiba Khidhir melihat seorang anak yang sedang bermain bersama anak-anak lainnya,Khidhir langsung merenggut kepalanya dan melintirnya dengan tangannya hingga mati.

      Musa langsung menegurnya dengan berkata,


أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا

"Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh,engkau telah melakukan suatu yangsangat mungkar".
'Dia berkata.Bukankah sudah kukatakan kepadamu.bahwa engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?"


           Rasulullah bersabda:"Kejadian ini lebih mungkar(menurut Musa)daripada kejadian pertama.

قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا.

 فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا


فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ

"Dia(Musa) berkata, "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah setelah ini, maka jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya engkau sudah cukup memberikan udzur kepadaku"
Maka keduanya berjalan; hingga ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka (penduduk negeri itu) tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh(di negeri itu)."Maksudnya miring. Khidhr lantas mengisyaratkan dengan tangannya,(faakoomahu)"Lalu dia menegakkannya."Musa berkata,"Kaum yang kita datangi ini tidak mau menjamu kita,dan tidak mau pula menerima kita sebagai tamu,

  لَوْ شِئْتَ لاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا


قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا

"Jika engkau  mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu".
"Dia berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan engkau; aku akan memberikan penjelasan kepadamu atas  perbuatan yang engkau tidak mampu sabar terhadapnya."


Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Aku sangat berharap andai saja Musa saat itu dapat bersabar,hingga Allah menceritakan kepada kita tentang kabar keduanya."


       Sa'id Ibnu Jubair berkata,Ibnu 'Abbas Radhiyallahu Anhuma membaca ayat tersebut dengan bunyi:(wakaanaamaamahummalikunya'qhudhukullisafiinatinshooliha'tinqhosbaan)Karena di depan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu yang bagus."Dan ia membaca,(waammalqulaamufakaanakaafiroonwakaanaabuwaahumu'minain)"Dan adapun anak muda itu,ia kafir dan kedua orangtuanya mukmin."


Fat-hul Baari(VIII/262).[Al-Bukhari(no.4725)].














No comments:

Post a Comment