Maka mereka menanggapi seruannya dan berperang melawan Abrahah.Akan tetapi Abrahah bisa mengalahkan mereka,karena Allah Subhanahu Wata'ala hendak menunjukkan kehormatan dan keagungan Ka'bah.Dzu Nafar sendiri di tawan,dan Abrahah membawanya melangkah maju.
Sesampainya di negeri Khasy'am,Abrahah dihadang oleh Nufail bin Habib al-Khasy'ami bersama kaumnya,juga Syahran dan Nahis.Akan tetapi Abrahah pun dapat mengalahkan mereka dan menawan Nufail bib Habib.Abrahah ingin membunuhnya,tapi kemudian ia memaafkannya dan membawanya untuk menjadi petunjuk jalan menuju Hijaz.
Ketika mendekati wilayah Tha-if,maka penduduk Tsaqif keluar menemui Abrahah.Mereka bersikap baik kepadanya karena khawatir dengan rumah ibadah mereka yang bernama Lata.Mereka memuliakan Abrahah dan pasukannya,lalu mereka mengutus Abu Raghal sebagai petunjuk jalan.
Ketika Abrahah sampai di daerah al-Mughammas yang berada di dekat kota Mekkah,ia berhenti di sana.Kemudian bala tentaranya merampas harta benda milik penduduk Makkah yang terdiri dari unta dan harta lainnya.
Dari semua harta yang diambil,terdapat dua ratus unta milik 'Abdul Muththalib.Orang yang merampas harta benda penduduk Makkah dengan perintah Abrahah adalah panglima pasukan garis depan yang bernama al-Aswad bin Maqshud,
sehingga beberapa orang Arab mencelanya,berdasarkan riwayat yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq.
Lalu Abrahah mengutus Hanathah al-Himyari ke Makkah.Ia diprintahkan untuk membawa tokoh kaum Quraisy bersamanya serta memberitahukan bahwa sang raja tidak akan datang untuk memerangi kalian,kecuali jika menghalang-halanginya untuk melindungi Ka'bah.
Ketika Hanathah tiba di Makkah,ia ditunjukkan kepada 'Abdul Muththalib bin Hasyim.Hanathah menyampaikan kata-kata Abrahah kepadanya.Maka 'Abdul Muththalib berkata, "Demi Allah,kami tidak ingin memeranginya,kami tidak punya kekuatan untuk berperang.Ini adalah Baitullah al-Haram (rumah Allah yang mulia) dan rumah Khalil-Nya Ibrahim.Jika Dia berkehendak melindunginya,maka memang rumah ini adalah rumah suci dan haram-Nya (yang Allah haramkan menghancurkannya).Dan jika Allah berkehendak membiarkannya,maka kami pun tidak kuasa membela rumah ini."
Lalu Hanathah berkata kepadanya,"Mari pergi bersamaku untuk menemui Abrahah." Maka 'Abdul Muththalib pergi bersamanya.
Ketika Abrahah melihat 'Abdul Muththalib,ia menghormatinya. 'Abdul Muththalib merupakan pria yang berbadan besar dan rupawan.Abrahah turun dari kursi kebesarannya dan ia duduk bersama 'Abdul Muththalib di atas permadani. Ia berkata kepada juru bicaranya (penerjemahnya), "Tanyakan kepadanya,apa yang ia butuhkan ?" Maka 'Abdul Muththalib berkata kepada juru bicara Abrahah, "Sesungguhnya yang aku butuhkan ialah dua ratus unta milikku yang telah diambil,mohon raja berkenan mengembalikannya kepadaku."
Lalu Abrahah berkata kepada penerjemahnya, "Katakan padanya, 'Sungguh kamu telah membuatku kagum ketika aku melihatmu.Akan tetapi sekarang aku memandangmu remeh,karena kamu masih membicarakan dua ratus unta milikmu yang telah aku ambil,sementara kamu membiarkan Ka'bah yang merupakan simbol agamamu dan agama nenek monyangmu.Padahal aku datang ke sini untuk menghancurkannya.Tidakkah kamu membicarakan hal itu denganku ?"
Maka 'Abdul Muththalib berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku ini pemilik unta.Sedangkan Ka'bah itu ada pemiliknya sendiri (Allah).Dia-lah yang akan membelanya."
Abrahah berkata, "Dia tidak akan bisa mencegahku."
'Abdul Muththalib berkata, "Itu urusanmu."
........Bersambung...
No comments:
Post a Comment